Cara extract berbagai file archive di Linux
Mengelola file arsip (archive) adalah salah satu tugas dasar yang sering dilakukan oleh pengguna Linux, baik itu untuk menginstal software, mengarsipkan dokumen, atau berbagi data dalam ukuran yang lebih kecil. Format arsip seperti .zip
, .tar
, .gz
, .bz2
, dan .7z
sering digunakan karena efisiensi dan fleksibilitasnya.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara mengekstrak berbagai jenis file archive di Linux menggunakan perintah terminal. Panduan ini cocok untuk pemula maupun pengguna menengah yang ingin bekerja lebih cepat dan efisien dengan file arsip.
Format .zip
Format ZIP dikembangkan oleh Phil Katz pada tahun 1989 melalui perusahaan PKWARE sebagai pengganti format ARJ. Format ini menjadi standar de facto karena mendukung kompresi dan dekompresi cepat, serta kompatibilitas lintas platform.
Karakteristik :
- Mendukung banyak file dan direktori
- Kompresi berbasis DEFLATE
- Sangat umum di Windows dan Linux
Untuk cara extractnya sebagai berikut :
unzip nama_file.zip
Format .tar
.tar adalah singkatan dari Tape Archive, dan pertama kali diperkenalkan pada akhir 1970-an di sistem Unix sebagai alat untuk menyimpan banyak file ke dalam satu arsip di tape drive.
Karakteristik :
- Tidak menggunakan kompresi
- Digunakan sebagai dasar untuk format lain (.tar.gz, .tar.bz2)
Untuk cara extractnya sebagai berikut :
tar -xvf nama_file.tar
Format .tar.gz / .tgz
Format ini menggabungkan .tar dan gzip yang diperkenalkan oleh Jean-loup Gailly dan Mark Adler pada tahun 1992 sebagai alternatif open-source dari compress (Unix). .tgz adalah versi singkat dari .tar.gz untuk sistem yang membatasi panjang nama file.
Karakteristik :
- Sangat umum di distribusi Linux
- Kompresi cepat dan efisien
- Cocok untuk source code dan paket software
Untuk cara extractnya sebagai berikut :
tar -xvzf nama_file.tar.gz
Format .tar.bz2
Dikombinasikan dari .tar dan bzip2, yang dikembangkan oleh Julian Seward pada tahun 1996. bzip2 menawarkan rasio kompresi lebih tinggi dibandingkan gzip, meskipun prosesnya lebih lambat.
Karakteristik :
- Efisien dalam ukuran file
- Ideal untuk backup besar dan distribusi software
Untuk cara extractnya sebagai berikut :
tar -xvjf nama_file.tar.bz2
Format .tar.xz / .xz
.xz menggunakan LZMA2 (Lempel-Ziv-Markov chain algorithm) dan merupakan bagian dari proyek XZ Utils yang dikembangkan sejak 2009 sebagai evolusi dari lzma. Banyak digunakan oleh distro Linux modern untuk distribusi paket.
Karakteristik :
- Kompresi sangat efisien
- Waktu kompresi lama, tapi dekompresi cepat
- Sangat populer di Arch Linux, Fedora, dsb.
Untuk cara extractnya sebagai berikut :
tar -xvJf nama_file.tar.xz
Format .gz
.gz adalah format hasil kompresi tunggal menggunakan gzip, yang mulai populer sejak awal 1990-an. Dirancang untuk menggantikan compress, yang terbatas dan tidak open-source.
Karakteristik :
- Hanya untuk satu file
- Kompresi cepat dan banyak digunakan di server Linux
Untuk cara extractnya sebagai berikut :
gunzip nama_file.gz
Format .bz2
.bz2 adalah hasil kompresi dari bzip2, yang pertama kali dirilis pada 1996 oleh Julian Seward. Memakai algoritma Burrows-Wheeler, yang lebih kompleks tapi menghasilkan kompresi tinggi.
Karakteristik :
- Lebih lambat dari gzip
- Ukuran lebih kecil, cocok untuk distribusi data
Untuk cara extractnya sebagai berikut :
bunzip2 nama_file.bz2
Format .7z
.7z diciptakan oleh Igor Pavlov pada tahun 1999, dan menjadi bagian dari program 7-Zip, aplikasi open-source kompresi dengan rasio sangat tinggi.
Karakteristik :
- Dukungan enkripsi AES-256
- Kompresi tinggi
- Mendukung berkas besar dan multithreading
Untuk cara extractnya sebagai berikut :
# Install dulu dependency yang dibutuhkan
apt update
apt install p7zip-full
# Baru di ekstrak
7z x nama_file.7z
Demikian tutorial cara ekstrak berbagai file archive di Linux. Jika anda membutuhkan cara ekstrak untuk jenis format yang lainnya silahkan komen di bawah. Sekian dan semoga bermanfaat.